Wednesday, November 11, 2009

Hujan Gerimis

Hujan rintik-rintik turun perlahan-lahan, udara berhembus menerpa tubuhku yang sedang bersandar di bawah pohon besar, bau gurih tanah berhamburan, mengingatkanku pada sosok gadis elok, yang senyumannya menggoda ketenangan tidurku, setiap sore ia menyirami taman bunga indah di depan rumahnya, aku berusaha menangkap setiap titik hujan yang turun di depanku, ku lihat dengan jelas air yang turun, mereka saling mendahului, namun begitu teratur mengikuti aturan alam.

Daun-daun pohon basah, tetesan air hujan menyentuh rambutku yang selama seminggu belum tersentuh air, pakaian ku mulai dirabah air, aku mulai merasa kedinginan, jauh didepan sana, tiga anak sedang bermain-main air hujan, mereka berlari-lari kecil, sambil melemparkan senyuman, tanpa merasa ketakutan, tanpa merasa kedinginan, tanpa merasa cemas, sesekali mereka membenturkan kaki di genangan air, airpun muncrat, meloncat tanpa arah, genangan air itu kembali lagi, titik hujan mulai kelihatan jelas menyentuh genangan air itu, tetes demi tetes bekasnya mulai membentuk gerakan, gerakan menyebar, gerakan melingkar, terkadang gerakan yang berbenturan.

Wah alangkah indahnya klo gerakan itu diabadikan… pikirku, aku merapikan rambutku yang basah, ku usap mukaku beberap kali, ku tarik nafas dalam-dalam, ku temukan dalam kantongku, selembar kertas, ku buka pelan-pelan, “apakah kamu ingin menjadikan mereka (orang lain) seperti apa yang kamu inginkan, seperti apa yang kamu harapkan, ataukah kamu ingin menjadi seperti apa yang mereka inginkan/harapkan, atau sebenarnya kamu tidak mau tau apa yang kamu sendiri inginkan dan mereka inginkan.”.

kuulangi kalimat tu beberapa kali, namun aku belum bisa memehaminya, maka satu persatu ku pisahkan kalimat itu, ku coba mencerna makna dalam kalimat itu, apakah kamu berharap dia akan menjadi seperti apa yang kamu inginkan. Atau kamu ingin menjadi apa yang dia inginkan, atau kamu dan dia tidak mau tau keinginan masing-masing.

Aku membeku, aku terdiam, ku masuk dalam pikiranku, ku menyelami perasaanku sendiri, ku bertanya pada mereka, apa yang aku inginkan.
Tak sepatah katapun ku temukan, tak ada goresan dan tanda-tanda jawaban kalimat itu.

No comments: