Tuesday, February 15, 2011

Bunuh diri itu menular gak?


Desah nafas terasa berat, beberapa kali terpampang berita “bunuh diri”, apalagi rata-rata usianya masih tergolong muda. Kok bisa, gimana bisa terjadi? Sederet pertanyaan penting untuk mengetahui secara mendalam terhadap kasus ini.
Penyebabnya apa? Apa gara-gara uang 20 ribu? Apa karena tidak diberi uang tiket nonton bola? Atau karena beberapa alasan lain yang begitu familiar (hutang/susah makan/kemiskinan) di depan kita.

So, gimana prosesnya? Menurut beberapa psikolog seh, uang 20 ribu itu hanya sebagai pemicu (triger), sebenarnya fenomena itu bagai gunung es, pemicunya adalah permukaan yang tampak didepan kita, sedangkan permasalahan sebenarnya masih tersembunyi.

Ada beberapa asumsi, mungkin saja masalah dengan keluarganya yang mendahului, bisa jadi bertumpuknya persoalan yang dihadapi. Tertekan, malu, putus asa terus tidak tahu kepada siapa harus bicara, bagaimana cara mengatasinya. Balik lagi kerumah tidak menemukan kasih sayang, perhatian dan cinta, rumah tidak ada kenyaman lagi. So, mo kemana lagi, ke jembatan? Ke mall? apalagi arus informasi begitu deras, bisa jadi pola bunuh diri ditiru.

“Rumahku Surgaku” adalah tonggak kokoh yang bisa mereduksi persoalan yang cukup mengejutkan di tengah-tengah masyarakat. Apalagi di tengah masyarakat yang “serba gelap” tidak banyak figur yang bisa dicontoh, hukum, nilai bisa dijual belikan.

2 comments:

Fuye said...

bener Bang, di balik bunuh diri pasti ada alasan2 yang lebih dalam. Kalau di luar negeri banyak pengusaha bunuh diri. Padahal secara material mereka nggak kekurangan.

Saelendra said...

thanks!! fuyee,,, begitulah ceritanya.