Delisa anak perempuan yang bermata hijau, bening dan umurnya baru mencapai lima tahun. Dia hidup dalam keluarganya, dia mencoba menghafal bacaan dalam solat dengan bantuan ibu dan kakaknya.
Namun Tuhan lebih tahu apa yang lebih baik untuk hamba-Nya. Tsunami datang melumatkan senyuman pada wajah Delisa. Tsunami mengambil segala-galanya, keluarga. Yang tersisa, hanya dia dan ayahnya dan dalam keadaan seperti itu apakah Delisa mampu tetap tersenyum seperti dahulu dan menyudahi hafalannya.
Namun Tuhan lebih tahu apa yang lebih baik untuk hamba-Nya. Tsunami datang melumatkan senyuman pada wajah Delisa. Tsunami mengambil segala-galanya, keluarga. Yang tersisa, hanya dia dan ayahnya dan dalam keadaan seperti itu apakah Delisa mampu tetap tersenyum seperti dahulu dan menyudahi hafalannya.
Welma La'anda rated it 

Shelves: fiksyen
Saya sangat menyayanginya. Saya bersyukur kerana saya dizinkan Allah untuk mengenali dan membacanya. Saya sendiri tidak tahu bagaimana secara professional untuk menilai kebagusan sebuah novel, tetapi sebagai pembaca saya menilai kebagusan sebuah buku itu daripada aspek pengaruhnya terhadap kejiwaan saya dan novel ini telah berjaya membawa saya berfikir sejenak tentang erti keyakinan dan kehidupan saya.
Tiwik rated it 

Ini adalah kisah tentang tsunami…
Ini adalah kisah tentang kanak-kanak…
Ini adalah kisah tentang proses memahami…
Ini adalah kisah tentang keikhlasan…
Ini adalah kisah tentang Delisa…
Ini adalah kisah tentang kanak-kanak…
Ini adalah kisah tentang proses memahami…
Ini adalah kisah tentang keikhlasan…
Ini adalah kisah tentang Delisa…
Bila sebelumnya tidak membaca frequently asked questionnya, pastilah saya akan mengira ini adalah kisah nyata yang terekam oleh Tere Liye dan dikembangkan menjadi sebuah cerita yang hebat.
Rahmi rated it 

Cerita yang sangat menyentuh, membuat bulu kuduk berdiri (tapi jangan salah ini bukan cerita hantu, mistis, klenik dsb). Cerita dengan background tragedi tsunami di Aceh tahun 2004 ini melahirkan sebuah kontemplasi tentang makna rutinitas sholat sebagai sebuah wujud penghambaan makhluk pada Rabb-nya. Beberapa point penting yang dapat diambil: Pertama, niat untuk beribadah hanya kepada Allah (sesungguhya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah penguasa semesta alam)
Kisah Delisa, anak bongsu yang berusia 6 tahun dan mempunyai 3 orang kakak yang suka mengusiknya. Delisa berusaha kuat menyempurnakan hafalan solatnya demi untuk mendapat hadiah kalung dari ibunya. Namun pada hari dia mempersembahkan hafalannya, Acheh dilanda Tsunami yang akhirnya mengambil nyawa ketiga-tiga kakaknya dan ibunya yang tercinta. Delisa terselamat tapi telah kehilangan sebelah kakinya.
Kartikasari Suparman rated it 

Novel ini menceritakan kisah Delisa seoarang anak berusia 6 tahun. Berlatar belakangkan kota Lhok Nga, sebuah kota di bibir pantai Aceh. Delisa menjalani kisahnya dalam menghafal bacaan dan gerakan shalat,shalat yang pertamanya. Delisa kecil ditinggalkan oleh ketiga kakak perempuan dan ummi nya karena bencana alam yg maha dasyat-tsunami. Delisa harus menjalani hidup dengan abi nya dan mulai menghafal kembali shalatnya yang sempat hilang dalam ingatannya.
Taufik Ismail rated it 

buku terbaik yang pernah saya baca. buku pertama yang bisa membuat saya menangis tersedu2, tiba-tiba merasa sangat malu dengan sosok delisa. seorang anak kecil yang masih polos dan berbuat layaknya seorang anak kecil yang berbuat sesuatu dengan pamrih.
Delisa seorang anak kecil yang sujudnya tertolak karena di dalam hatinya masih ada sedikit rasa pamrih akan kalung yang dijanjikan dan disitu saya benar2 merasa tersindir, apakah di hati saya sudah benar2 ikhlas tanpa pamrih?
Delisa seorang anak kecil yang sujudnya tertolak karena di dalam hatinya masih ada sedikit rasa pamrih akan kalung yang dijanjikan dan disitu saya benar2 merasa tersindir, apakah di hati saya sudah benar2 ikhlas tanpa pamrih?
Stefanie rated it 

"Pagi itu, Sabtu 25 Desember 2004. Sehari sebelum badai tsunami menghancurkan pesisir Lhok Nga. Sebelum alam kejam sekali merenggut semua kebahagiaan Delisa."
Buku ini berkisah tentang seorang gadis cilik berusia 6 tahun, bernama Delisa. Ia tinggal bahagia bersama Ummi-nya, dan 3 kakaknya: Fatimah, Aisyah dan Zahra. Saat itu, Delisa sedang rajin-rajinnya belajar menghafal bacaan shalat; karena tak lama lagi ia akan menghadapi sebuah ujian dalam membaca shalat tersebut.
Buku ini berkisah tentang seorang gadis cilik berusia 6 tahun, bernama Delisa. Ia tinggal bahagia bersama Ummi-nya, dan 3 kakaknya: Fatimah, Aisyah dan Zahra. Saat itu, Delisa sedang rajin-rajinnya belajar menghafal bacaan shalat; karena tak lama lagi ia akan menghadapi sebuah ujian dalam membaca shalat tersebut.
Bintang Pradipa added it
Hafalan Sholat Delisa
Seumur hidup saya, baru pertama kali saya mau mungkin gak terasa membaca sebuah Novel sampai akhir halaman, walau itupun pinjam dari teman.
Saya baca novel hafalan sholat delisa edisi revisi cetakan ke 7 wlpun katanya saat saya tulis ini sudah beredar cetakan ke 12.
Kisah kehidupan keluarga yang harmonis betapa kita dapat memahami makna kehidupan, keikhlasan, ketegaran, cinta dan kasih sayang....
Seumur hidup saya, baru pertama kali saya mau mungkin gak terasa membaca sebuah Novel sampai akhir halaman, walau itupun pinjam dari teman.
Saya baca novel hafalan sholat delisa edisi revisi cetakan ke 7 wlpun katanya saat saya tulis ini sudah beredar cetakan ke 12.
Kisah kehidupan keluarga yang harmonis betapa kita dapat memahami makna kehidupan, keikhlasan, ketegaran, cinta dan kasih sayang....
nangis bgt baca novel ini.. :(( berkisah tentang perjuangan seorang gadis cilik dari Aceh bernama Delisa, yang harus berjuang menghafalkan bacaan shalat di tengah badai tsunami Desember 2004.. Ketegaran dan keikhlasannya menghadapi kematian ibu dan 3 orang kakaknya sangat mengharukan
Dina Meidianti rated it 

Saya membeli buku ini kemarin karena saya sangat penasaran dengan review yang saya baca, bahwa novel ini memiliki ulasan yang sangat bagus.
Saya sedang membaca buku ini dan ikut terhanyut dengan alur yang ada. Tetapi, kalau boleh saya jujur, kenapa saya tidak menangis seperti pembaca yang lainnya ya? Tapi saya akui pada halaman 68, buku kuduk saya berdiri karena merinding hehehe.. kereeen!
Saya sedang membaca buku ini dan ikut terhanyut dengan alur yang ada. Tetapi, kalau boleh saya jujur, kenapa saya tidak menangis seperti pembaca yang lainnya ya? Tapi saya akui pada halaman 68, buku kuduk saya berdiri karena merinding hehehe.. kereeen!
Elys Syaiff rated it 

buku ini bagus banget. aku sampai nangis pas baca. apalagi waktu delisa tetap semangat walau dia telah menjadi yatim dan dia kehilangan kakaknya. Dia adalah anak yang dengan segala kepolosannya tetap berbaiksangka pada ALLAH, walaupun ALLAH telah mengambil banyak darinya. ibu, kakak-kakaknya dan kakinya, tapi delisa tetap dapat mengambil manfaat, hikmah dari apa yang terjadi. buku ini banyak mengajarkan bagaimana pemaknaan hidup dalam dunia secara sederhana namun akan menjadikan renungan yang sangat dalam. Sungguh bagaimana bagus. Bahasa yang digunakan juga sangat menyentuh walau terkadang justru terkesan sederhana namun justru karena sederhana itulah buku ini dapat dipahami dan dihayati oleh banyak orang.
No comments:
Post a Comment